Jumat, 25 September 2015

✿ Melihat Rumah Pemotongan Hewan Kurban di Mekah


Sebagian besar jemaah haji Indonesia melakukan pembelian dan pemotongan hewan kurban di Pasar Hewan Kaqiyah yang berada di wilayah Jabbal Nur, Mekah.
Menyambut hari raya Idul Adha 1436 H, umat Muslim di berbagai penjuru dunia akan disibukkan dengan aktivitas pembelian dan pemotongan hewan kurban.

Tak terkecuali para jemaah Indonesia yang tengah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Sebagian besar jemaah haji Indonesia melakukan pembelian dan pemotongan hewan kurban di Pasar Hewan Kaqiyah yang berada di wilayah Jabbal Nur, Mekah.

Biasanya jemaah secara rombongan akan menaiki bus ke Pasar Kaqiyah untuk membeli kambing, sapi, atau unta sebagai pembayar dam. Harga kambing di pasar tersebut berkisar antara 350 hingga 500 riyal, sedangkan harga unta mencapai 4.000-5.500 riyal. Harga tersebut sudah termasuk biaya pemotongan.

Di Pasar Kaqiyah, pemotongan hewan untuk pembayaran dam haji dilakukan sebelum pelaksanaan wukuf. Sementara pemotongan hewan untuk kurban akan dilakukan tepat pada hari raya Idul Adha 10 Dzulhijjah dan hari-hari Tasyriq pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Pasar Kaqiyah berdiri di sebuah tanah lapang dengan luas sekitar 5.000 meter persegi. Nyaris seluruh pekerja di tempat ini adalah orang berkulit hitam. Tukang jagal atau pemotong hewan di sini seluruhnya mengenakan seragam merah menyala hingga ke serban. Tujuannya, agar pakaian dan serban yang terkena percikan darah tidak terlihat kotor.

Selain di Kaqiyah, pembayaran dam dapat juga dilakukan melalui Bank Ar-Rajhi. Ar-Rajhi mematok harga 400 riyal untuk seekor kambing atau domba. Harga tersebut termasuk biaya pemotongan serta pendistribusian. Selain di Ar-Rajhi, loket pembelian hewan dapat pula ditemukan di Mina.

Pemerintah Mekah di Arab Saudi menggunakan teknologi modern dan canggih untuk proses pasca penyembelihan hewan kurban dengan anggaran sebesar 56 juta riyal atau setara dengan Rp143 miliar. Meski begitu, penyembelihan tetap dilakukan secara manual sesuai dengan syariat Islam.

(Berbagai sumber)



Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

¤ Salam sayang buat isteri & anak tercinta :
“Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah”

✿ 7 Tragedi Mina Paling Memilukan Sepanjang Sejarah Ibadah Haji


Mina punya sejarah panjang sebagai tempat terjadinya tragedi yang banyak menewaskan jamaah haji. Kabar duka menyelimuti hari raya Idul Adha, Kamis (24/9/2015). Sebanyak 310 jamaah haji dikabarkan meninggal dunia akibat berdesakan dan terinjak-injak saat akan lempar jumroh di Mina.

Tragedi ini bukan yang pertama terjadi di Mina. Sebab, Mina punya sejarah panjang sebagai tempat terjadinya tragedi yang banyak menewaskan jamaah haji pada tahun-tahun sebelumnya. Berikut tragedi-tragedi yang menewaskan banyak jemaah haji yang pernah terjadi di Mina, Arab Saudi.

1). 2 Juli 1990.
Inilah tragedi paling memilukan yang pernah terjadi di Mina. Pada saat itu, 1.426 jemaah haji tewas akibat terinjak-injak saat berada di terowongan Mina.

2). 23 Mei 1994.
Sebanyak 270 jemaah haji kembali menjadi korban dalam tragedi di Mina. Tragedi itu terjadi ketika para jemaah haji melakukan prosesi lempar jumroh di Mina.

3). 15 April 1997.
Sebanyak 343 jemaah tewas dan 1.500 lainnya terluka akibat kebakaran tenda jemaah haji di Mina. Belajar dari tragedi ini, sekarang tenda jemaah haji diklaim antiapi.

4). 9 April 1998.
Sebanyak 118 jemaah haji meninggal dunia dan 180 lainnya luka dalam tragedi di jembatan Jamarat saat akan melakukan prosesi melempar jumroh di Mina.

5). 5 Maret 2001
Sejumlah 35 jamaah haji meninggal dunia akibat berdesakan saat akan melakukan lempar jumroh di Mina.

6). 12 Januari 2006.
Sebanyak 346 jemaah haji tewas dan 289 lainnya terluka saat melakukan prosesi lempar jumroh. Musibah terjadi akibat ratusan orang jemaah haji yang baru tiba untuk melakukan prosesi itu saling bertabrakan dengan jemaah lain di jembatan Jamarat. Belajar dari kejadian ini, pemerintah Arab Saudi merekontruksi ulang Jembatan Jamarat agar jamaah tak perlu berdesakan saat melempar jumroh.

7). 24 September 2015.
Terbaru, lebih dari 310 orang jemaah haji tewas, sementara ratusan lainnya luka akibat terinjak-injak di saat akan melakukan prosesi lempar jumroh.



Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya 
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.


¤ Salam sayang buat isteri & anak tercinta :
“Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah”

✿ Sejarah Melempar Jumroh, Perlawanan Keluarga Ibrahim Terhadap Setan.


Melempar jumroh adalah salah satu wajib haji yang dilaksanakan oleh para jamaah haji. Tiga tugu yang terletak di Mina senantiasa dilempari dengan batu kerikil oleh jutaan jamaah haji.

Melempar jumroh adalah simbol perlawanan terhadap setan. Perlawanan harus dilakukan terhadap setan karena mereka selalu berupaya untuk menyesatkan manusia dari jalan kebenaran dan menjauhkan dari jalan Allah SWT.

Dikutip dari buku Sejarah Ibadah karya Syahruddin El Fikri, kisah melempar jumroh terjadi sekitar 4.000 tahun yang lalu, tepatnya pada 1870 SM, ketika Nabi Ibrahim AS bermaksud menyembelih putranya Nabi Ismail AS. Ketika Ibrahim bermaksud menyembelih Ismail untuk melaksanakan perintah Allah SWT, tiba-tiba datanglah setan menghampiri. Setan bermaksud menggoda Ibrahim agar menghentikan niatnya untuk menyembelih Ismail. Namun dengan penuh keyakinan, dan ketakwaan terhadap Allah SWT, Ibrahim tetap melaksanakan perintah itu.

Ibrahim tahu kalau tujuan setan atau iblis pada hakikatnya untuk mengajaknya melanggar perintah Allah. Karena itu, Ibrahim kemudian mengambil tujuh batu kerikil dan melemparnya ke setan. Inilah yang disebut Jumroh Ula.

Tak berhasil mempengaruhi Ibrahim, setan lalu membujuk Hajar, istri Ibrahim. Setan mempengaruhi Hajar jika sebagai seorang ibu pasti tak akan sampai hati mengetahui buah hatinya dikorbankan. Tapi Hajar menolak dan melempari setan dengan batu kerikil. Lokasi pelemparan Hajar itu kemudian dijadikan tempat melempar Jumroh Wustha.

Setan lalu beralih menggoda Ismail yang dianggap masih rapuh keimanannya. Tapi Ismail ternyata juga menunjukkan perlawanan. Ia kukuh memegang keimanannya dan yakin dengan sepenuh hati akan perintah Allah SWT.

Ibrahim, Hajar, dan Ismail lalu bersama-sama melempari setan dengan batu kerikil yang kemudian diabadikan menjadi lemparan Jumroh Aqabah. Allah SWT pun memuji upaya Nabi Ibrahim AS dan keluarga karena dianggap berhasil dalam menghadapi ujian Allah SWT.

Itulah peristiwa yang menjadi pelajaran bagi umat manusia. Pelemparan batu kerikil itu kemudian menjadi kewajiban bagi setiap jamaah haji sebagai bentuk keteladanan atas kemuliaan dan ketakwaan Nabi Ibrahim AS dan keluarganya.



Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

¤ Salam sayang buat isteri & anak tercinta :
'Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah'

Rabu, 23 September 2015

✿ Jutaan Jemaah Haji Wukuf di Arafah.


Wukuf merupakan ritual ibadah haji, di mana jemaah berada di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah sejak matahari terbit hingga terbenam.

Jutaan jemaah haji dari berbagai negara berkumpul di Padang Arafah, Rabu 23 September 2015. Mereka melakukan wukuf yang menjadi puncak pelaksanaan ibadah haji.

Wukuf merupakan ritual ibadah haji, di mana jemaah berada di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah sejak matahari terbit hingga terbenam, baik dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, atau berada dalam kendaraan.

Wukuf merupakan rukun haji. Sehingga haji dianggap tidak sah jika jemaah tidak melakukan wukuf. Selama wukuf, jemaah haji dianjurkan memperbanyak doa dan mengulang-ulangnya. Membaca Alquran dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Dikutip Dream dari laman Al Arabiya, Rabu 23 September 2015, otoritas Arab Saudi memperkirakan wukuf kali ini diikuti oleh sekitar 1,38 juta jemaah haji.

Tak hanya jemaah haji. Momen ini juga turut diperingati oleh umat muslim di seluruh dunia. Di mana, umat muslim disunahkan untuk berpuasa Arafah.

Saat wukuf pula, pada tahun 632 Masehi, Nabi Muhammad menyampaikan pidato perpisahannya. Saat itu, prosesi wukuf diikuti oleh 114.000 jemaah.


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin

¤ Salam sayang buat isteri & anak tercinta :
“Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah”

✿ Wukuf di Padang Arafah.


Allah Akbar…  Allah Akbar… Allah Akbar…

Jutaan manusia berkumpul di padang arafah, hari ini adalah hari arafah, Hari yang penuh keutamaan, penuh keberkahan dan penuh pengampunan, sampai-sampai pahala puasa di hari ini ibarat puasa setahun.


Semua jamaah haji dari seluruh dunia memakai baju yang sama, ‘Putih’ mereka melepas semua atribut keduniaannya, melepas semua jabatan dan keegoannya disini, tak ada perbedaan antara si kaya dengan si miskin, tak ada beda antara kopral dan jenderal, tak ada beda antara si putih dan si hitam. Semuanya sama HAMBA ALLAH dan di tempat ini, mereka hanya ingin memohon ampun dan mengharap ridhoNya.


Subhanallah... Alhamdulillah... Allahu Akbar...


Wukuf adalah kemuncak haji yang sangat penting. Rasulullah saw pernah menyatakan bahawa “haji adalah wukuf”. Tanpa wukuf tidak ada artinya ibadah haji. Esok adalah hari wukuf di Padang Arafah. Jamaah haji sudah mulai bergerak perlahan-lahan menuju ke Padang Arafah.


Esok jugalah perjalanan yang paling sesak di dunia menuju ke Padang Arafah. Jutaan umat Islam meninggalkan Mekah menuju ke Arafah. Tidak ada dalam dunia satu hari perjalanan yang paling sibuk dan sesak melainkan perjalanan ke Padang Arafah. Kesesakan yang sangat luar biasa di dunia. Bayangkan ribuan bas akan bergerak menuju ke tempat yang sama. Anihnya setiap jamaah haji berjaya sampai ke Padang Arafah sebelum tempoh wukuf berakhir.

Jarak antara Mekah ke Padang Arafah cuma 21km, masa yang diambil oleh bas yang membawa jamaah haji ke Arafah tidak sama, paling cepat 20 minit boleh sampai dan paling lama sehingga memakan masa berjam-jam. Berada di Padang Arafah tidak diperlukan lama, hanya sekadar berada seketika pada waktu-waktu wukuf sudah memadai dan sah wukufnya.

Di Arafahlah peluang terbaik untuk menumpukan sepenuh hati ibadah kita kepada Allah swt. Doa di Padang Arafah antara yang paling mustajab. Jamaah haji tidak akan melepas peluang untuk membaca al Quran, berwirid, berzikir, solat sunat dan berdoa.

Hari Wukuf dianggap hari-hari paling mencabar bagi menguji daya ketahanan para jamaah sama ada dari mental, fizikal atau spritual. Suasana yang sangat panas terik membayangkan perhimpunan yang lebih besar, lebih panas dan lebih padat iaitu perhimpunan di Padang Mahsyar.

Pada hari Wukuf, jemaah haji akan berhimpun di Padang Arafah selama separuh hari sebelum ke Muzdalifah. Di Muzdalifah pula, jemaah dikehendaki berada di kawasan itu sekurang-kurangnya beberapa minit termasuk mengutip batu-batu kecil bagi membuat lontaran jamrah di Mina.

Di Mina, jemaah akan tinggal lebih lama iaitu tiga hari pada hari-hari tasriq iaitu 11, 12 dan 13 Zulhijjah.

Secara amaliah pula, wukuf di Arafah mencerminkan puncak penyempurnaan haji seseorang. Di Arafah, Rasulullah pernah menyampaikan khutbahnya yang terkenal dengan nama khutbah wada’ atau khutbah perpisahan. Ini kerana tidak lama kemudian setelah menyampaikan khutbah itu, baginda wafat. Pada saat itu, ayat al-Qur’an, surat al-Maa’idah ayat 3 turun sebagai pernyataan telah sempurna dan lengkapnya ajaran Islam yang disampaikan Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW.

Wukuf di Padang Arafah juga adalah untuk mengingati kembali peristiwa di mana Nabi Adam dan Hawa telah diturunkan ke bumi dari syurga atas sebab mengingkari perintah Allah dan terpedaya oleh tipu daya Iblis.

Di Arafah Rasulullah SAW mengambil masa terlalu lama berdoa kepada Tuhan. Melihat kepada peristiwa-peristiwa penting itu, dapat difahami kenapa Arafah begitu penting dalam ibadat haji dan di situ para jemaah digalakkan untuk memperbanyakkan zikir, solat sunat, membaca al-Quran, bermunajat dan berdoa. Berdoa di Arafah dikatakan mudah dimakbul doa seseorang. Kerana itu, nabi-nabi menjadikan Arafah sebagai saluran memanjatkan doa kepada Tuhan.

Bagi mereka yang belum pernah menjejakkan kaki ke Arafah, Muzdalifah dan Mina, secara umumnya keadaan di persekitarannya nampak tandus dan gersang. Bukit-bukau berwarna keperang-perangan tanpa ditumbuhi pokok. Luasnya sayup mata memandang. Adakalanya ia kelihatan menakutkan.

Sebab itu ada orang tempatan yang memandu berseorangan cuba mengelak menggunakan laluan ini pada waktu malam. ‘‘Pada hari itu, Allah gembira sekali jika kita berdoa kepada-Nya. Ia mengabulkan semua doa mereka di sana, sebagaimana sabda Rasullullah SAW, “Di antara berbagai jenis dosa, ada dosa yang tidak akan tertebus kecuali dengan melakukan wukuf di Arafah.”

Di Arfah, jemaah dinasihatkan supaya jangan sekali-kali berharap nasib mereka ditentukan oleh manusia lain bagi mengelak daripada kemurkaan Allah SWT dan Tuhan lebih mengetahui termasuk apa yang terlintas dalam hati manusia.

Esok juga ketika saudara-saudara kita sedang khusyuk menumpukan sepenuh hati berwukuf di Padang Arafah, kita pula sangat digalakkan berpuasa sunat. Al-Imam Ubnu Majah telah meriwayatkan dari Abu Qatadah, bahawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang bermaksud :

"Puasa pada hari Arafah akan termasuk dalam hitungan Allah bahawa puasa itu menutup dosa setahun sebelumnya dan setahun selepasnya".

Maksud setahun yang terdahulu ialah dikira dari tahun yang mengandungi hari Arafah sebelumnya sehingga tahun yang ia berpuasa hari Arafah. Maksud setahun kemudian ialah dari akhir bulan haji yang ia berpuasa di dalamnya sehingga awal tahun hijriah iaitu awal Muharram.

Maksud menutup dosa ialah diampunkan semua dosa kecil yang telah dilakukannya kecuali dosanya terhadap sesama manusia, jika ia tidak mempunyai dosa kecil maka Allah akan meninggikan pangkatnya dan memeliharanya daripada melakukan dosa.




Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

¤ Salam sayang buat isteri tercinta :
'Siti Nurjanah'

;